Peringati Hari Jadi Ke 43, YAMP Gelar Diskusi Buku ‘Pak Harto dan Masjid’ di Ponpes Buntet Cirebon

RPP PRIMA NEWS Cirebon // Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke 43 YAMP yang jatuh pada 17 Februari 2025, Yayasan Amal bakti Muslim Pancasila (YAMP) menggelar diskusi buku di Pesantren (Ponpes) Buntet, Cirebon, Jawa Barat pada Ahad (16/2/2025).

Hadir sebagai narasumber Sekretaris YAMP Marsono mewakili ketua Panji Adhikumoro Soeharto, mengupas tuntas buku berjudul Pak Harto dan Masjid karya Mahpudi di hadapan 200 santri dan peserta Festival Buku Se-Jawa Barat.


Dalam kesempatan itu, Marsono mengungkap bahwa Presiden Soeharto berinisiatif membangun masjid hingga mencapai 999 unit di seluruh Indonesia sebagai bentuk kepeduliannya atas kebutuhan umat Islam akan ttempat ibadah

DIkemukakannya, untuk keerluan itu Ia Bersama para koleganya menggalang sedekah dari para pegawai negeri sipil maupun anggota ABRI untuk bersedekah setiap bulannya. Dana tersebut kemudian melalui Yayasan Amalbakti Muslm Pancasila (YAMP) dibangunkan masjid-masjid bagi masyarakat yang memerlukannya.Lima Hkmah Pak Harto dan Masjid

Pada bagian berikutnya, penulis Mahpudi menguraikan isi buku yang ditulisnya bahwa ada liima hkmah yang dapat diperoleh dari peneleitiannya tentang hubungan antara Presiden Soeharto dengan masjid yang dibangunnya;

Pertama, Ia membangu masjid karena terpanggil sebagai seorang pemimpin muslim yang hendak memfasilitasi rakyatnya dengan membangunkan tempat beribadah.

Sebenarnya, bukan hanya masjid tetapi juga pembentukan Majeliis Ulama, menghidupkan musabaqah Tilawatil Qur’an, badan amil Zakat dan shadaqah, hingga manajemen ibadah haji. Namun, pembangunan masjid di seluruh pelosok negeri tanpa menggunakan dana APBN sebuah fenomena yang luar biasa.

Kedua, Pembangunan masjid dilakukan secara bergotong royong dengan mengambil falsafah sapu liidi. Dimana para pegawai negeri sipil dan ABRI digalang untuk bersedekah antara Rp.50,- hingga Rp.200,- setiap bulan untuk dikumpulkan melalaui YAMP. Dari dana itulah masjid-masjid itu dibiayai pembangunannya. Tak kurng 999 masjid berhasil dibangun selama kurun 1982-2009 yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.

Ketiga, Pak Harto mewariskan strategi pembangunan masjid yang efektif dan efesienn, dimana bangunan dan bahan-bahan bangunan dirancang seragam dan berbentuk sama, sehingga secara proses lebih terkur, dan mudah dalam pembangunannya. Keseragaman ini juga memungkinkan pembangunan dapat dilakukaan di berbagai wilayah yang sangat berbeda seperti pesisir pantai, gunung, perkotaan, maupun perkampungan.*Red*