BRIGADE PII GARUT TUTUP AKSI DENGAN BAGI-BAGI ROTI & AIR MINERAL KE APARAT KEAMANAN : “Simbol Perdamaian Dan Kritik Tajam -Ikut Surakan Enam Tuntutan Bersama Aliansi Mahasiswa & Masyarakat Garut Menggugat”

Gapermas News //Garut, Edisi 2 /08/2025 .Ribuan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bersama Masyarakat Garut Menggugat turun ke jalan, menyuarakan keresahan rakyat dan menuntut keadilan. Aksi ini menjadi momentum bersejarah dengan hadirnya kembali Brigade Pelajar Islam Indonesia (PII), sebuah organisasi pelajar Islam yang sejak awal berdiri pasca-kemerdekaan turut serta melawan agresi militer Belanda bersama Jenderal Soedirman. Brigade PII juga tercatat dalam sejarah sebagai penggerak Kesatuan Aksi Pelajar Pemuda Islam (KAPPI) yang berhasil menjatuhkan rezim Soekarno melalui Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat).

Kini, semangat juang itu kembali menyala di Garut dalam sebuah Aksi bersama Aliansi Mahasiswa Bersama Masyarakat Garut Menggugat . “Boy Azkiya Putra, orator Brigade PII Garut, menyampaikan kritik pedas” 

Indonesia emas yang dijanjikan, kini justru berubah menjadi Indonesia cemas. Di saat bapak-ibu kami susah mencari nafkah, para pejabat justru sibuk memamerkan gaji yang mereka anggap kecil. Perilaku itu semakin menyakiti rakyat yang sudah lama menahan penderitaan.”

Tuntutan Aksi

Aksi ini membawa enam tuntutan rakyat Garut:

1. Batalkan kenaikan pajak yang semakin memberatkan rakyat.

2. Batalkan tunjangan anggota DPR yang tidak berpihak pada kondisi rakyat.

3. Sahkan RUU Perampasan Aset untuk memberantas praktik korupsi.

4. Pecat anggota DPR yang terbukti menghina rakyat.

5. Reformasi kinerja kepolisian agar benar-benar menjadi pelindung rakyat, bukan alat kekuasaan.

6. Bebaskan pihak-pihak yang ditangkap dalam penyampaian aspirasi sebagai wujud penghormatan terhadap demokrasi.

Simbol Perdamaian & Solidaritas

Aksi ini ditutup dengan langkah simbolis: Brigade PII Garut membagikan roti dan minuman kepada aparat kepolisian yang berjaga. Langkah ini menjadi pesan tegas bahwa aksi mahasiswa dan pelajar bukanlah permusuhan, melainkan ekspresi keresahan rakyat yang tetap menjaga kondusifitas.

Dalam wawancara, Novia Asyifa Maharani, Komandan Brigade PII Garut, menegaskan

“Kami tahu ada pihak-pihak yang ingin memprovokasi kericuhan, menciptakan konflik antara massa aksi dan aparat. Tapi kami menolak terjebak dalam skenario itu. Aksi di Garut ini adalah aksi kritis, damai, dan penuh kesadaran. Kami ingin pemerintah benar-benar mendengar jerit rakyatnya, bukan menutup telinga.”

Pesan untuk Generasi Muda

Aksi ini menjadi pengingat bagi pelajar dan mahasiswa bahwa mereka adalah penjaga nurani rakyat yang kritis dan berani. Seperti sejarah Brigade PII di masa lalu, generasi muda hari ini kembali menyalakan api perubahan.

“Kami akan terus berdiri bersama rakyat, menyuarakan kebenaran dengan kepala dingin, demi Indonesia yang adil dan bermartabat.” Ujar Boy dengan Tegas.

Aksi berlangsung sejak pukul 10.00 WIB, dengan titik kumpul di Bundaran Simpang Lima dan titik aksi di Kantor Bupati & DPRD Garut. Ribuan massa dari berbagai organisasi mahasiswa, pelajar, dan masyarakat hadir, menyatukan suara dalam menuntut keadilan sosial