RPP PRIMA NEWS SUKABUMI// LASMAT Nusantara (Lumbung Beras Ummat Nusantara) Merupakan sebuah gerakan yg di gagas dan dibangun untuk kepentingan Ummat, Sebagai wadah segelintir Ummat yang tergabung dan memiliki rasa kepedulian simpati, empati sosial yang tinggi
Gerakan Lasmat Nusantara ini di Gagas oleh Tiga ( 3 ) orang Pemuda yang peduli tentang Nasib Bangsa dalam ketahanan pangan pemuda tersebut diantaranya
Andriansyah Alias Ayah Andriansyah panggilan para santri, Ayah merupakan seorang Aktifis Relawan Sosial, Kemanusiaan, Aktifis Pendidikan juga seorang Jurnalis Muslim.
Kemudian Ustadz Ahmad Sidiq beliau merupakan seorang Guru di lembaga pendidikan juga Pondok Pesantren, Ustadz Ari Maulana seorang Guru Ngaji Tahfidz Qur’an juga seorang Enterpreneur Exs Marketing di sebuah Perusahaan.
itulah ke 3 tiga pemuda yang mempunyai gagasan mulia untuk kemajuan bangsa dan negara
Mereka mengajak untuk membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat kepada ummat yang membutuhkan.
LaSMat Nusantra (Lumbung beras Ummat) sebuah wadah atau lumbung beras yang akan kami himpun dari sedekah segenggam beras yg dialokasikan setiap orang atau muslimah ketika dia hendak memasak beras (nyangu).
Dalam sepekan sekali beras yang terhimpun oleh relawan gerakan LaSMat (Lumbung beras Ummat) tersebut dialokasikan untuk ummat yang membutuhkan, fakir miskin, anak yatim, santri yatim, janda duafa dan ummat lainnya sekiranya sangat membutuhkan.
Selain mengajak menyisihkan segenggam beras disetiap hendak memasak, kami mengajak semua lapisan masyarakat untuk terlibat memiliki kesadaran hidup hemat sebagai upaya ketahanan pangan.
Seperti pepatah orang tua dahulu jangan sampai pedaringan itu kosong. Jika sudah berkurang separuh, maka segeralah membeli beras dan mengisi pedaringan menjadi penuh kembali. Hal ini membangun ruang kesadaran bagi saya tentang konsep ketahanan pangan. Itulah kenapa pedaringan yang menjadi lumbung beras tingkat keluarga bagi yang tidak memiliki sawah.
Berikut sedikit makna filosofis LaSMat Nusantara yang saya analogikan pada papan congklak yang terdapat 7 lobang kecil yang berhadap-hadapan dan masing- masing berisi 7 biji Congklak. Angka 7 di sini dapat diartikan jumlah hari dalam satu minggu.
Begitu juga dengan jumlah biji Congklak yang kita isikan pada masing-masing lobang tersebut berjumlah 7 biji. Artinya, tiap orang mempunyai waktu yang sama dalam seminggu, yaitu 7 hari.
Kemudian, ketika biji Congklak diambil dari satu lobang, ia mengisi lobang yang lain, termasuk lobang pada lumbung LaSMat Nusantara (lobang besar/induk) nanti.
Pelajaran dari fase ini adalah setiap hari yang kita jalani, akan berpengaruh pada hari-hari kita selanjutnya, dan juga hari-hari orang lain.
Apa yang kita lakukan hari ini menentukan apa yang akan terjadi pada masa depan kita dan generasi kita. Apa yang kita lakukan hari ini bisa jadi sangat bermakna bagi orang lain.
Ketika biji diambil, kemudian diambil lagi, juga berarti bahwa hidup itu harus memberi dan menerima. Tidak selalu mengambil, namun juga memberi, untuk keseimbangan hidup (take and give).
Biji diambil satu persatu, tidak dapat diambil sekaligus. Maksudnya, kita harus jujur untuk mengisi lobang pada papan Congklak kita. Kita harus jujur dalam mengisi hidup kita. Satu persatu, sedikit demi sedikit, asalkan jujur dan baik, itu lebih baik daripada banyak namun tidak jujur.
Satu persatu biji yang diisi juga bermakna bahwa kita harus menabung tiap hari untuk hari-hari berikutnya. Kita juga harus mempunyai tabungan, yaitu biji yang berada di lobang induk (lobang besar/lumbung) LaSMat Nusantara. .
Permainan Congklak ini mengajarkan, bahwa jika kita mempunyai rejeki, kita dapat membaginya untuk kebutuhan kita sendiri satu per satu (tidak perlu berlebih) yang diwakilkan ketika kita meletakkan satu biji ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya.
Ketika rejeki itu berlebih, kita boleh menyimpannya di lumbung (lobang besar). Lagi-lagi cukup hanya satu. Dan jika kita masih mempunyai lebihnya, kita bagikan ke saudara, tetangga, teman, dan lain-lain (ditandai dengan meletakkan satu biji ke setiap lobang papan Congklak milik teman di hadapan kita).
Namun kita tidak diperbolehkan meletakkan biji di dalam lumbung milik lawan kita. Mengapa? Karena itu merupakan kewajiban pemiliknya untuk menghidupi dirinya sendiri, yang disimbolkan sebagai tabungan. Dan begitu seterusnya.
Intinya adalah dalam hidup kita diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dan saling berbagi dengan orang lain. Serta mengajarkan untuk bertanggung jawab terhadap hidup kita sendiri.
Dalam permainan congkak itu strategi diperlukan, agar biji kita tidak habis diambil lawan. Hikmahnya adalah, hidup ini adalah persaingan, namun bukan berarti kita harus bermusuhan. Karena tiap orang juga punya kepentingan dan tujuan yang (mungkin) sama dengan tujuan kita, maka kita harus cerdik dan strategis.
Pemenangnya adalah yang jumlah bijinya di lumbung paling banyak. Maksudnya adalah mereka yang menjadi pemenang atau mereka yang sukses adalah mereka yang paling banyak amal kebaikannya. Mereka yang banyak tabungan kebaikannya, mereka yang menabung lebih banyak, dan mereka yang tahu strategi untuk mengumpulkan rezeki.
Permainan ini sesungguhnya merupakan serpihan kecil dari unsur pembentuk budaya dan karakter bangsa. Dengan permainan ini kita bisa mengambil manfaat yang terkadang kita sendiri tidak menyadarinya. Congklak melatih kita untuk jujur, hemat,sportif, terampil, cermat, saling berbagi, menjaga keseimbangan hidup, menabung, mengembangkan kemampuan berpikir dan menyusun strategi, Melatih ketelitian dan keuletan, peduli, simpati, empati antara sesama.
Mari bersama ikut bergabung dan berkontribusi dalam Gerakan LaSMat Nusantara (Lumbung Beras Ummat) sebagai washilah wadah ketahanan pangan Ummat.
Yuk ikut gabung dan join dalam link group dibawah ini :
https://chat.whatsapp.com/JXWEJlGrqkrHnn4FApduQN
Semoga setiap ikhtiar amal kita menjadi saksi tekad kita yang kuat untuk menjadi shalih, menshalihkan yang lain dan berkumpul bersama para shalihin.Aamiim Ya robalalamin*
Redaksi: Rpp Prima News
Nara sumber : Ayah Andriansyah